Kamis, 22 Desember 2011 0 komentar

Asuhan Keperawatan Hipotiroid



 
BAB I
KONSEP DASAR PENYAKIT


I.                   DEFINISI PENYAKIT
§  Hipotiroid (hiposekresi hormon tiroid) adalah status metabolik yang diakibatkan oleh krkurangan hormon tiroid. (Caroline, 2000)
§  Hipertiroidisme adalah suatu sindrome klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid yang mengakibatkan fungsi metabolik. (Greenspan, 2000)
§  Hipotiroidisme (hiposekresi hormone tiroid) adalah status metabolic yang di akibatkan oleh kekurangan hormone tiroid. Hipotiroidisme kognital dapat mengakibatkan kretinisme.
§  Hipotiroidisme adalah suatu syndrome klinis akibat dari defisiensi hormone tiroid, yang kemudian mengakibatkan perlambatan proses metabolic. (Ari Sutjahjo, 2001)
§  Hipotiroidisme adalah syndrom klinis akibat defisiensi hormone tiroid (pradana Soewondo dan Rahmat Cahyanur, 2001)

II.                KLASIFIKASI HIPOTIROID
Klasifikasi Hipotiroid menurut penyebabnya :
§  Hipotiroidime primer (tiroidal)
hipotiroidime primer (tiroidal) ini mengacu kepada difungsi kelenjer tiroid itu sendiri. lebih dari 95% penderita hipotiroidime mengalami hipotiroidime tipe ini.
§  Hipotiroidime sentral (hipotiroidime sekunder/pituitaria)
adalah disfungsi tiroide yang disebabkan oleh kelenjer hipofisis, hipolatamus, atau keduanya.
§  Hipotiroidime tertier (hipotalamus)
ditimbulkan oleh kelainan hipotalamus yang mengakibatkan sekresi tsh tidak adikuat aktibat penurunan stimulasi TRH.

      (Brunner&Suddarth:1300)
            Klasifikasi hipotiroid menurut usia :
§  Kretinisme (Hipotiroidisme congietal)
adalah difisiensi tiroid yang diderita sebelum atau segera sesudah lahir. pada keadaan ini, ibu mungkin juga menderita difisiensi tiroid.
§  Hipotiroidisme juvenilis
Timbul sesudah usia 1 atau 2 tahun
§  Miksedema
adalah penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan supkutan dan intersisial lainnya. Meskipun meksedema terjadi pada hipotiroidime yang sudah berlangsung lama dan bera, istilah tersebut hanya dapat digunakan untuk menyatakan gejala ekstrim pada hipotiroidime yang berat

(Suddart, 2000)

III.             ETIOLOGI

Penyebab hipotiroidime yang paling sering ditemukan pada orang dewasa adalah tiroiditis otoimun (tiroiditis hashimoto), dimana sistem imun menyerang kelenjer tiroid. Gejala hipertiroidime dan kemudian dapat diikuti oleh gejala hipotiroidime dan miksedema.
Hipotiroidime juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat hipertiroidime yang mengalami terapi radioiodium, pembedahan, atau preparat antitiroid. Kejadian ini paling sering ditemukan pada wanita lanjut usia. Terapi radiasi untuk penanganan kanker kepala dan leher kini semakin sering menjadi penyebab hipotiroidime pada lansia laki-laki. Karena itu, pemeriksaan fungsi tiroid diajurkan bagi semua pasien yang menjalani terapi tersebut.

(Brunner&Suddarth:1300)





IV.             PATOFISIOLOGI
Fungsi Nomal
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Mengatur kecepatan metabolic dan kalorigenesis konsumsi oksigen
Pengurangan kecepatan metabolic, produksi panas, konsumsi oksigen, dan kebutuhan nutrisi
Fungsi kelenjar sebasea dan keringat menurun
Miksedema
Penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap cuaca dingin, rambut sedikit kering, dan anoreksia
Kulit tampak kering, tebal, pucat, dan bersisik
Muka: Miksedema dan lidah membesar ada edema perifer
Mengatur metabolism protein, karbohidrat, dan lemak
Perubahan metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak
Pengurangan sintesis protein, glukogenesis, dan penyimpanan glikogen
Peningkatan cairan interstisial
Pengurangan absorbs glukosa dan ambilan selular
Pengurangan metabolism lipid
Pengurangan produksi eritropoietin
Hiperkarotenemia
Metabolik: Anoreksia, berat badab bertambah karena edema, dan luka lambat sembuh
Miksedema jaringan pada lidah dan pita suara
Hipoalbuminemia dan penurunan kadar glukosa darah
Peningkatan trigliserida serum dan kolesterol
Anemia: Kulit pucat dan kuning (bukan ikterik)
Membuat sel peka terhadap katekolamin
Perubahan fungsi kardiovaskular
Penurunan curah jantung, kontraktilitas, dan kecepatan
Peningkatan cairan interstisial dan cairan ruang ketiga
Brakikardia, Jantung membesar, efusi pericardial, dan hiponatremia
Mengukur kecepatan fungsi selular: Interaksi multiple dari hormone tiroid terhadap hormone yang lain dan system tubuh
Perubahan fungsi SPP
Perubahan fungsi reproduksi
SPP: Apatis, bicara tidak jelas, letargi, somnolen, koma paratesia,dan reflek tendon lambat
Reproduksi: Penurunan libido, ereksi, infetilitas, anovulasi, dan oligospermia (kurang sperma)

(Barddero, Marry, dkk. 2009)

V.                PATHWAY


VI.             MANIFESTASI KLINIS
§  Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang canggung lambat
§  Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema), dan penurunan curah jantung
§  Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki
§  Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cerna
§  Konstipasi

VII.          PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan dokter hanya mengukur jumlah TSH (Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis.
Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yg adekuat (terutama tiroksin(T4) dan sedikit triiodotironin(fT3)), Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan tertier tidak dapat dgn hanya mengukur level TSH.
Oleh karena itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH normal dan hipotiroidisme masih disuspek), sebagai berikut:
§  T3 serum(0,6 – 1,85 mg/dl)
§  T4 serum (4,8 – 12,0 mg/dl)
§  TSH (0,4 – 6,0 mg/dl)

VIII.       PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KOMPLIKASI
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem), hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.
Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yanglain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.

(Barddero, Marry, dkk. 2009)


BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
Data Subjektif
1.      Riwayat Pengalaman perubahan status sosial/ mental
2.      Mengalami sakit dada atau palpitasi
3.      Mengalami dispnea ketika melakukan aktivitas atau istirahat
4.      Riwayat perubahan pada kuku, rambut, kulit, dan banyak keringat
5.      Mengeluh gangguan penglihatan dan mata cepat lelah
6.      Perubahan asupan makanan dan berat badan
7.      Perubahan eliminasi feses, frekuensi dan banyaknya
8.      Intoleransi terhadap cuaca panas
9.      Mengeluh cepat lelah dan tidak mampu melakukan semua aktivitas hidup sehari-hari
10.  Perubahan menstruasi atau libido
11.  Pengetahuan tentang sifat penyakit, pengobatan, serta efek dan efek samping obat

(Barddero, Marry, dkk. 2009)

Data Objektif
1.      Status Mental : Perhatian pendek, emosi labil, tremor, hiperkinesia
2.      Perubahan Kardiovaskular : Tekanan darah sistolik meningkat, tekanan diastolik menurun, takikardi a walaupun waktu istirahat, disritmia dan murmur
3.      Perubahan pada Kulit : Hangat, kemerahan dan basah
4.      Perubahan pada Rambut : Halus dan menipis
5.      Perubahan pada Mata : Lidlag, glovelag, diplopia, dan penglihatan kabur
6.      Perubahan Nutrisi / Metabolik : Berat badan menurun, nafsu makan dan asupan makan bertambah serta kolesterol dantrigliserida serum menurun
7.      Perubahan Muskuloskeletal :  Otot lemah, tonus otot kurang dan sulit berdiri dari posisi duduk

Hasil pemeriksaan diagnostik yang harus dikaji adalah peningkatan T3 dan T4 serum dan penurunan TSH serum

(Barddero, Marry, dkk. 2009)

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
§  Penurunan curah jantung berhubungan dengan volume sekuncup akibat brakikardi
§  Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan proses kognitif.
§  Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
§  Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan.
§  Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan produksi kalor menurun
§  Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal

C.    INTERVENSI

Ø  Penurunan curah jantung berhubungan dengan volume sekuncup akibat brakikardi
 
;